Mengenal Berbagai Jenis Tanaman Obat Keluarga (Herbal)
Tuesday, 7 April 2009
I. PENDAHULUAN
Konsep TAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) masih belum banyak dilakukan di lingkungan Sekolah . Umumnya program ini dilakukan di tingkat Kelurahan dan tingkat posyandu yang tersebar di pelosok nusantara.
Adapun jenis tanaman yang ada , sekitar 80 jenis tanaman yang lazim dibudidayakan di pekarangan rumahan , dan 20 jenis diantaranya telah dianjurkan oleh Departemen Kesehatan ( Depkes) sebagai Taman Obat Keluarga ( TOGA ) . Salah satu dari ke 20 jenis tanaman adalah jeruk nipis , lengkapnya bawang merah , laos , serai , belimbing wuluh , cabai , pepaya , kunyit , temulawak , kencur ,pisang , sirih , jambu biji , delima , daun inggu , turi , asam jawa , jahe , temuhitam , dan bangle .
Kalau beberapa jenis di antara tanaman anjuran itu sukar diperoleh, dapat diganti dengan jenis tanaman lain. Tanaman pengganti yang dianjurkan antara lain , saga manis , dringo , belimbing manis ,sukun , kelor , salam , sembung , trengguli. Dalam kehidupan sehari-hari tanaman ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan seperti sebagai sumber sayur , bumbu masak , bahan ramuan obat dan perawatan kecantikan .
Buku ini dimaksudkan agar anak-anak kita memiliki lebih banyak pengetahuan tentang tanaman berkhasiat obat sehingga dengan demikian sejak dini sudah tertanaman dalam hati sanubarinya untuk memelihara keanekaragaman hayati bangsanya yang konon kabarnya terbesaar ke – 2 sedunia itu .
Buku ini berisi tentang pengenalan tentang latar belakang tanaman potensial BABANDOTAN baik sebagai bahan obat maupun komoditas pertanian unggulan yang sedang dikembangkan di Indonesia . Buku ini mengajak anak-anak didik untuk dapat secara mandiri menggali potensi tanaman yang hidup disekitar sekolah dan mengumpulkan dan mengidentifikasi serta memetakan kekayaan keaneka ragaman hayati dalam catatannya sendiri . Selanjutnya didorong untuk mampu menanam dan merawat hingga menghasilkan dan memetik hasil panennya sendiri .
Apabila pihak terkait seperti Departemen Kesehatan mau menindak lanjuti kegiatan ini , maka dapat disengaja kegiatan dokumentasi mandiri bagi daerah berisi potensi kekayaan hayati khususnya tanaman obat teridentifikasi oleh para pelajar dibantu guru dengan pemandu dan penggerak dari PUSKESMAS.Hasil dokumentasi akan di kumpulkan di DINAS KESEHATAN setempat ,untuk seterusnya akan di buat Buku Kajian Kesehatan Memanfaatkan Ramuan Alami oleh masyarakat setempat untuk atasi berbagai gangguan kesehatan . Bagi LSM Pemberdayaan dapat memanfaatkan untuk kajian peningkatan kesejahteraan keluarga melalui penanaman dan pengumpulan berbagai jenis tanaman obat serta diolah untuk dapat dimanfaatkan baik bagi pengobatan maupun untuk dijual ke sentra-sentra pasar tradisional setempat . Maka sebagai kegiatan yang melibatkan berbagai unsure masyarakat , selayaknya mulai mendirikan semacam Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat yang dikelola oleh Ibu-Ibu pengerak PKK atau Karang Taruna.
II. MENGENAL HERBAL - Tanaman Babadotan (Ageratum conyzoides)
Botani/Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae
Marga : Ageratum
Jenis : Ageratum conyzoides L.
Nama umum/dagang : Babandotan
Nama daerah
Sumatera : Bandotan (Melayu)
Jawa : Babandotan (Sunda) Bandotan {Jawa) Dus bedusan (Madura)
Deskripsi
Habitus : Herba, 1 tahun, tinggi 10-120 cm.
Batang : Tegak atau terbaring.
Daun : Tunggal, bulat telur, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi beringgit, panjang 3-4 cm, lebar 1-2,5 cm, pertulangan menyirip, tangKai pendek, hijau.
Bunga : Majemuk, di ketiak daun, bongkol menyatu menjadi karangan, bentuk malai rata, panjang 6-8 mm, tangkai berambut, ke'opak berbulu, hijau, mahkola bentuk lonceng, putih atau ungu.
Buah : Padi, bulat panjang, bersegi lima, gundul atau berambut jarang, hitam.
Biji : Kecil, hitam.
Akar : Tunggang, putih kotor.
Khasiat
Daun Ageratum conyzoides berkhasiat sebagai obat luka baru dan obat wasir,
Untuk obat luka baru dipakai + 5 gram daun segar Ageratum conyzoides,
dicuci dan ditumbuk sampai lumat, ditempelkan pada luka dan dibalut.
Kandungan kimia
Daun dan bunga Ageratum conyzoides mengandung saponin, flavonoida
dan polifenol, di samping itu daunnya juga mengandung minyak atsiri.
IV. KESIMPULAN
Herbal Indonesia sangat populer di mancanegara antara lain temulawak , jahe merah , cengkeh , sambiloto , meniran dan masih banyak lagi .Melalui pengenalan herbal ini , anak-anak mulai memahami betapa berguna dan bermanfaat herbal kita untuk penyembuhan berbagai gangguan kesehatan dan bagaimana cara menanam dan memelihara dengan mudah.
V. PENUTUP
Mempelajari herbal Indonesia tidaklah sukar namun juga tidak mudah.Tidak sukar karena beberapa jenis herbal ini sudah sangat populer dikalangan praktisi Pengobatan Tradisional Indonesia dan banyak dijumpai di sekitar kita.Tidak mudah karena walau mudah dijumpai di sekitar kita , namun jika tidak ada usaha yang keras dan diperkenalkan untuk dipelajari dari sejak kecil , maka sia-sialah kekayaan alam ini hanya diangkuti ke luar negeri dan bukan dimanfaatkan oleh kita sendiri untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan . Maka BUKU : AKU SUKA HERBAL INDONESIA adalah salah satu dari perenungan Penulis akan hal itu walau sangat kecil pengaruhnya , namun paling tidak sudah menciptakan “ mata rantai “ itu yang kelak akan menjadi rantai panjang mengukir kemasyuran herbal Indonesia di seluruh dunia.
Selamat membuka lembaran baru herbal Indonesia dengan hadirnya ahli-ahli muda dari negeri kita, yang sejak kecil sudah dikenalkan dan kelak menjadi penyelamat keanekaragaman hayati bangsa Indonesia .
Konsep TAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) masih belum banyak dilakukan di lingkungan Sekolah . Umumnya program ini dilakukan di tingkat Kelurahan dan tingkat posyandu yang tersebar di pelosok nusantara.
Adapun jenis tanaman yang ada , sekitar 80 jenis tanaman yang lazim dibudidayakan di pekarangan rumahan , dan 20 jenis diantaranya telah dianjurkan oleh Departemen Kesehatan ( Depkes) sebagai Taman Obat Keluarga ( TOGA ) . Salah satu dari ke 20 jenis tanaman adalah jeruk nipis , lengkapnya bawang merah , laos , serai , belimbing wuluh , cabai , pepaya , kunyit , temulawak , kencur ,pisang , sirih , jambu biji , delima , daun inggu , turi , asam jawa , jahe , temuhitam , dan bangle .
Kalau beberapa jenis di antara tanaman anjuran itu sukar diperoleh, dapat diganti dengan jenis tanaman lain. Tanaman pengganti yang dianjurkan antara lain , saga manis , dringo , belimbing manis ,sukun , kelor , salam , sembung , trengguli. Dalam kehidupan sehari-hari tanaman ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan seperti sebagai sumber sayur , bumbu masak , bahan ramuan obat dan perawatan kecantikan .
Buku ini dimaksudkan agar anak-anak kita memiliki lebih banyak pengetahuan tentang tanaman berkhasiat obat sehingga dengan demikian sejak dini sudah tertanaman dalam hati sanubarinya untuk memelihara keanekaragaman hayati bangsanya yang konon kabarnya terbesaar ke – 2 sedunia itu .
Buku ini berisi tentang pengenalan tentang latar belakang tanaman potensial BABANDOTAN baik sebagai bahan obat maupun komoditas pertanian unggulan yang sedang dikembangkan di Indonesia . Buku ini mengajak anak-anak didik untuk dapat secara mandiri menggali potensi tanaman yang hidup disekitar sekolah dan mengumpulkan dan mengidentifikasi serta memetakan kekayaan keaneka ragaman hayati dalam catatannya sendiri . Selanjutnya didorong untuk mampu menanam dan merawat hingga menghasilkan dan memetik hasil panennya sendiri .
Apabila pihak terkait seperti Departemen Kesehatan mau menindak lanjuti kegiatan ini , maka dapat disengaja kegiatan dokumentasi mandiri bagi daerah berisi potensi kekayaan hayati khususnya tanaman obat teridentifikasi oleh para pelajar dibantu guru dengan pemandu dan penggerak dari PUSKESMAS.Hasil dokumentasi akan di kumpulkan di DINAS KESEHATAN setempat ,untuk seterusnya akan di buat Buku Kajian Kesehatan Memanfaatkan Ramuan Alami oleh masyarakat setempat untuk atasi berbagai gangguan kesehatan . Bagi LSM Pemberdayaan dapat memanfaatkan untuk kajian peningkatan kesejahteraan keluarga melalui penanaman dan pengumpulan berbagai jenis tanaman obat serta diolah untuk dapat dimanfaatkan baik bagi pengobatan maupun untuk dijual ke sentra-sentra pasar tradisional setempat . Maka sebagai kegiatan yang melibatkan berbagai unsure masyarakat , selayaknya mulai mendirikan semacam Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat yang dikelola oleh Ibu-Ibu pengerak PKK atau Karang Taruna.
II. MENGENAL HERBAL - Tanaman Babadotan (Ageratum conyzoides)
Botani/Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae
Marga : Ageratum
Jenis : Ageratum conyzoides L.
Nama umum/dagang : Babandotan
Nama daerah
Sumatera : Bandotan (Melayu)
Jawa : Babandotan (Sunda) Bandotan {Jawa) Dus bedusan (Madura)
Deskripsi
Habitus : Herba, 1 tahun, tinggi 10-120 cm.
Batang : Tegak atau terbaring.
Daun : Tunggal, bulat telur, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi beringgit, panjang 3-4 cm, lebar 1-2,5 cm, pertulangan menyirip, tangKai pendek, hijau.
Bunga : Majemuk, di ketiak daun, bongkol menyatu menjadi karangan, bentuk malai rata, panjang 6-8 mm, tangkai berambut, ke'opak berbulu, hijau, mahkola bentuk lonceng, putih atau ungu.
Buah : Padi, bulat panjang, bersegi lima, gundul atau berambut jarang, hitam.
Biji : Kecil, hitam.
Akar : Tunggang, putih kotor.
Khasiat
Daun Ageratum conyzoides berkhasiat sebagai obat luka baru dan obat wasir,
Untuk obat luka baru dipakai + 5 gram daun segar Ageratum conyzoides,
dicuci dan ditumbuk sampai lumat, ditempelkan pada luka dan dibalut.
Kandungan kimia
Daun dan bunga Ageratum conyzoides mengandung saponin, flavonoida
dan polifenol, di samping itu daunnya juga mengandung minyak atsiri.
IV. KESIMPULAN
Herbal Indonesia sangat populer di mancanegara antara lain temulawak , jahe merah , cengkeh , sambiloto , meniran dan masih banyak lagi .Melalui pengenalan herbal ini , anak-anak mulai memahami betapa berguna dan bermanfaat herbal kita untuk penyembuhan berbagai gangguan kesehatan dan bagaimana cara menanam dan memelihara dengan mudah.
V. PENUTUP
Mempelajari herbal Indonesia tidaklah sukar namun juga tidak mudah.Tidak sukar karena beberapa jenis herbal ini sudah sangat populer dikalangan praktisi Pengobatan Tradisional Indonesia dan banyak dijumpai di sekitar kita.Tidak mudah karena walau mudah dijumpai di sekitar kita , namun jika tidak ada usaha yang keras dan diperkenalkan untuk dipelajari dari sejak kecil , maka sia-sialah kekayaan alam ini hanya diangkuti ke luar negeri dan bukan dimanfaatkan oleh kita sendiri untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan . Maka BUKU : AKU SUKA HERBAL INDONESIA adalah salah satu dari perenungan Penulis akan hal itu walau sangat kecil pengaruhnya , namun paling tidak sudah menciptakan “ mata rantai “ itu yang kelak akan menjadi rantai panjang mengukir kemasyuran herbal Indonesia di seluruh dunia.
Selamat membuka lembaran baru herbal Indonesia dengan hadirnya ahli-ahli muda dari negeri kita, yang sejak kecil sudah dikenalkan dan kelak menjadi penyelamat keanekaragaman hayati bangsa Indonesia .
0 comments:
Post a Comment